Review : Seni Tinggal Di Bumi - Farah Qonita (Part 1)

Assalamualaikum wr wb

Alhamdulillah mood nulis nya sekarang lagi balik lagi, sebetulnya bukan cuman mengumpulkan niat sekaligus mood tapi juga karena kesibukan beberapa hari belakangan ini, semoga dapat dimaklumi dan semoga senantiasa bisa menyimak dan mendapat manfaat yang baik dari tulisan ini.


Perihal pandemik yang masih terus berlanjut, perihal PPKM yang terus diperpanjang disetiap minggu, semua ini tentang perihal, perihal bagaimana kita menyikapinya, perihal dari sudut mana kita bisa mengambil hikmahnya, perihal mau dan bersyukur dengan keadaan yang kita punya. Masya allah, kita semua sedang berada di fase sama – sama sulit, di fase sama – sama diuji, semoga dari setiap fase sulit dan fase ujian yang kita lewati bisa memberikan hikmah bagi kita semua sekaligus lebih bisa memperbaiki dan merenungi apa yang seharusnya kita rubah ke arah yang lebih baik lagi.


Jadi gimana? Udah tau harus bersikap gimana dan harus apa?? Segala sesuatu yang kita jalani di bumi ini, ditempat yang dimiliki oleh Allah SWT sang rahmat pemilik alam semesta ternyata memberikan kita pembelajaran yang berharga, sebuah seni yang diajarkan kepada kita bagaimana cara kita hidup dan tinggal di Bumi yang ia miliki.

 

Dalam hal ini author akan mengulas sebuah buku yang insya allah bisa bermanfaat buat kita semua yaitu “Seni Tinggal di Bumi”. Sebuah karya yang memberikan kita begitu banyak pembelajaran lewat cerita-cerita para manusia – manusia langit yang spesial di mata Allah SWT.

Yuk kita langsung simak aja reviewnya : )

 

SENI TINGGAL DI BUMI 


Oleh Farah Qonita
Penerbit Kanan Publishing
Desain Sampul Rizka Berlianita

Editor Lara Laurena
186 hlm: 14,8 x 21 cm

 

Blurb


Karena kita hidup di sepetak kerajaan-Nya, ketahui seni tinggal disana.


Mulai dari, Seni Melangkah di Bumi, tentang bagaimana kita menorehkan setiap guratan warna – warni kuas dalam kanvas kehidupan. Tentang Hati yang Ingin Dicintai, perihal bagaimana seharusnya kita memperlakukan hati sang pengemudi diri. Tentang perempuan, ketahui bagaimana spesialnya perempuan di mata-Nya. Manusia langit, kenali dan pelajari lebih jauh manusia – manusia yang telah sukses mendapat medali kemenangan nan agung. Dunia di Sekitarmu, ketahui bagaimana romantisme perjuangan pembebasan Palestina, dan perihal dunia Islam pada umumnya. Terakhir, Menapaki Keabadian, tentang bagaimana kita seharusnya bersikap pada kehidupan setelah kematian.


Selamat menorehkan karya seni paling indah di dunia untuk negeri akhiratmu.

 

Review

Seni Tinggal di Bumi – belajar menggoreskan kuas kehidupan dari para manusia langit yang berhasil mewarnai bumi.


Terserah kamu mau membaca dari halaman berapapun, dari sudut manapun, karena didalam buku ini tidak menceritakan sebuah kejadian yang berurutan, buku ini terdiri dari 67 judul, dimana dalam judul tersebut sudah dikelompokkan kedalam 6 tema besar yaitu Seni Melangkah di Bumi, Tentang hati yang ingin dicintai, Tentang Perempuan, Tentang Para Manusia Langit, Tentang Dunia di Sekitarmu dan Menapaki keabadian.


Pertama, Seni melangkah dibumi, hal yang harus kita tahu bahwa dalam melangkah, menemukan jalan itu ada aturannya, ada petunjuknya, dalam hal inilah Allah memberikan kita bekal melalui Al-Qur’an dan juga hadist yang mana sebagai petunjuk bagi kita bahwasannya seni seperti apa yang seharusnya kita jalani dalam menapaki dan melangkah di bumi ini, supaya kita senantiasa tau arah mana yang terbaik bagi kita dan bagi Allah. Salah satunya yang bisa author ambil dari tema ini adalah penulis sempat menceritakan bagaimana keadaan yang menurut manusia tidak logis, tapi dengan kuasa Allah semua itu bisa terbantahkan dan sebagaimana yang kita sadari bahwa akal kita tidak mampu menggapai logika yang Allah miliki, penulis menceritakan dan memberikan bayangan bahwa logiskah ketika itu terjadi sebuah Perang Badar, dimana 300 kaum muslimin harus melawan 1000 pasukan? Tapi ternyata dengan kuasa Allah semua itu mungkin, aneh tapi nyata, karena mau dipikirkan sampai kapanpun hal ini tidaklah logis. Kenapa hal ini bisa demikian? Yaitu karena kekuatan doa dan juga harapan, oleh karena itu seni  nya terletak pada bahwa di dunia ini kita tidak sendiri, selalu ada pertolongan Allah yang memberikan kita jalan dalam menjalani dan menapaki kehidupan di bumi ini.


Kedua, Tentang Hati yang Ingin Dicintai, mereka yang memilih untuk menaruh harapan terhadap manusia, mereka yang mencoba untuk menaruh hatinya kepada manusia, mereka yang jauh lebih memilih untuk taat kepada-Nya agar bisa dicintai oleh-Nya. Masya allah, hati yang Allah ciptakan, yang sudah tertanam didalam diri manusia, adalah sebuah hal yang Allah ciptakan begitu luar biasa, hati yang jika sang pemilik menggunakannya dengan kemaksiatan, ia tidaklah bersih lagi tetapi waktu demi waktu yang dilewati memberikan titik hitam yang lama – kelamaan titik itu merambat luas dalam diri manusia, berbeda dengan hati yang ia pakai dengan hal kebaikan dan ketaatan maka hati itu akan bersih tanpa noda sedikitpun. Rasa tidak nyaman, rasa kesepian, sunyi, semua berasal dari hati, kunci agar hati kita tenang dan tidak hampa, hal apalagi yang bisa mengatasi hal tersebut selain kembali kepada sang pemilik hati. Oke kita sebutkan salah satu ceritanya, kesal, marah dan dibilang baperan balik lagi ini semua adalah permasalahan hati, sering  kali kita mudah baperan, manusiawi sebetulnya karena mau bagaimanapun kita sendiri yang harus pintar – pintar dalam mengelola hati. Lalu apa sih tipsnya?? Mari kita lihat kalopun ada manusia yang berhak untuk baper, pundung, kesal dan marah yaitu Rasulullah, yang mana semasa hidupnya selama 23 tahun ia berdakwah, bukan hanya caci maki yang ia terima dari penduduk Arab, tetapi ia dilempari oleh batu, oleh kotoran, hampir dibunuh, dan diinjak kepalanya saat sujud, tapi apa? Rasulullah lebih memilih untuk berdakwah dan terus menyebarkan kebaikan, masya allah begitu hatinya Allah kuatkan dan luaskan. Ternyata tips Rasulullah bisa memikul beban yang sebegitu beratnya adalah : perintah shalat pada sepertiga malam terakhir, kamu boleh senangis – nangisnya, selemah – lemahnya dihadapan Allah Swt dikala itu, hingga kamu dapat merasakan hati yang selalu tenang dan damai, karena pada hakikatnya kita hanyalah manusia yang lemah yang hanya mampu kuat jika bergantung kepada Allah Swt.


Ketiga, Tentang Perempuan, yaitu bagaimana begitu istimewanya perempuan dihadapan Allah dengan menitipkan keindahan yang ada pada setiap diri perempuan, begitu sudah banyak ayat – ayat Al-Qur’an yang menjelaskan dan menjunjung tinggi harga diri perempuan, salah satunya yaitu aurat, dimana batas dari aurat seorang perempuan adalah seluruh badan kecuali muka dan telapak tangan. Sungguh luar biasa yah, ternyata mengapa diberikan aturan sedemikian rupa, karena Allah sayang kepada makhluknya, ia ingin menjaga kita (perempuan) dari pandangan maupun fitnah dari lingkungan luar. Insya allah kamu, aku dan kita semua yang sedang berusaha untuk menjadi perempuan yang menjalankan perintah-Nya tidak perlu takut tidak terlihat cantik, kamu sudah terlihat cantik di mata Allah.


Keempat, Manusia Langit¸ begitu istimewanya orang – orang yang menjadi pilihan Allah dalam menjalankan amanah yang diberikan untuk menegakkan dan mentauhidkan kita sebagai umat manusia supaya berada dalam jalan yang di ridhai oleh Allah. Sikap mereka para manusia langit adalah sebagai teladan bagi kita semua, yaitu banyaknya perjuangan yang sudah mereka lewati hingga masa – masa sulit sekalipun. Entah, energi apa yang mereka punya, hingga bahunya yang begitu kuat menopang dan dijatuhkan sekalipun, mereka selalu punya cara untuk bangkit kembali. Rahasianya adalah mereka selalu mengadu dan berkeluh kesah kepada Allah di sepertiga malamnya, dimana saat itu mereka hadir dan mengakui serendah – rendahnya kepada Allah, bahwa tidak ada tempat mengadu yang terbaik selain mengadu kepada Allah, dan tidak penolong yang terbaik selain Allah yang memberikan pertolongan itu. Dalam hal ini, mungkin bisa jadi ketika di siang hari mereka begitu gagah, mereka begitu terlihat kuat, tapi ingat semua dibangun atas dasar pertolongan Allah, mereka yang setiap malam selalu mengadu, merendah dan mengaku hanyalah manusia lemah yang tidak lain selalu membutuhkan pertolongan Allah SWT.

 

.....

Okeyyy,, untuk reviewnya nanti di lanjut di part II yaitu untuk review bab ke – 5 dan ke – 6, jadi tetep stay terus . Terimakasih

 

Kolom Cerita : Teman Kecil


Assalamualaikum, jadi di postingan ini adalah postingan yang bisa jadi ada karena terinspirasi oleh film yang baru - baru ini aku lihat, film yang sengaja aku tonton entah kenapa tiba - tiba tertarik buat nonton filmnya sekaligus karena kegabutanku juga hehe.. yaudah yuk langsung aja

 


Hari ini aku mengingat akan suatu hal, dihari yang fitri ini, ada banyak kejadian yang terasa tumpang tindih dalam satu waktu secara bersamaan. Semoga atas kejadian yang menimpa siapapun saat ini, kondisi apapun kalian saat ini, semoga masih ada sisi baik yang bisa kita ingat, yang bisa kita syukuri bahkan tidak sedikit, tapi banyak.

Baru - baru ini melihat dan menonton film dan ada satu kata yang sempat terlintas yaitu, "Nostalgia itu mampu menjadi penenang hati dikala kita merasakan stress." 
Bukan ingin membenarkan atau justru menyalahkan, sepintas entah kenapa kata Nostalgia ini seperti sebuah pembuka celah peristiwa dikala kecil dulu. Dikala kecil yang selalu ingin bermain dan bersenang - senang dengan teman - teman, dikala kecil yang selalu bersemangat datang untuk tarawih hanya sekedar ingin bisa berkumpul dan main petasan didekat masjid, dikala kecil yang selalu lupa waktu ketika bermain, dikala kecil yang ingin dan perut lapar, makanan sudah ada dan tersaji dengan lezat, dikala kecil yang merasa tidur adalah sesuatu yang terasa nikmat, dan masih banyak dikala kecil lainnya.

Masa - masa dulu adalah masa yang terkadang sepintas terlintas dan sempat dirindukan tiba - tiba, rindu akan suasana dulu, rindu akan teman - teman masa kecil dulu, yang mungkin semua sudah banyak berubah. Dan kini, diri ini sejatinya tetaplah anak kecil yang dulu, yang selalu terbuka dan tidak berniat mengasingkan diri.

Beruntung adalah ketika teman kecil kalian dulu adalah teman yang tetap sama, bahkan hingga saat ini, teman yang mulai tumbuh dewasa tapi sikap dan jati dirinya tidak pudar dan luntur sama sekali, teman yang akan siap menerima pundakmu dikala kamu lelah, teman yang akan siap menggenggammu ketika kamu jatuh dan teman yang akan siap menegurmu dikala kamu salah.

Semoga temanku dan temanmu selalu diberikan perlindungan yah, semoga pertemanan yang dulu ini akan tetap membekas dan menyengaja untuk bertemu menyisihkan sedikit waktu untuk sekedar bertatap muka, duduk dan membicarakan hal - hal kecil dan impian saat ini maupun kedepannya.

Seharusnya jarak ini tidak menjadi penghalang, seharusnya jarak ini adalah hanya sebuah ukuran, bukan sebuah tembok besar yang bisa begitu menghalangi bahkan menutupi keadaan dimasa sekarang. Semoga bisa sama - sama sadar dan merasakan, karena dipertemukan itu pasti memiliki sebuah alasan, yang entah sebetulnya dari alasan itu akan muncul sebuah jawaban yang sampai saat ini masih dalam masa pencarian.

Setidaknya setelah bercerita seperti ini, ada sedikit rasa tenang yang bisa dirasakan dan ada sedikit memori baik yang diingat dan terkenang untuk saat ini dan bahkan sampai nanti.

Kolom Cerita : Di jam - jam rawan


Disaat kita kebingungan dengan arah dan tujuan kita, disaat kita sudah membangun rencana akan suatu hal, disaat semuanya telah direncanakan dengan matang, disaat ujian demi ujian terasa berat dijalani, disaat perasaan hari demi hari terasa semakin dikuras habis oleh pemikiran – pemikiran negatif yang muncul seketika. Ingin cerita?? Sangat ingin, tetapi ada beberapa orang yang tidak dapat menceritakan sebuah kejadian dengan mudah kepada siapa saja kecuali terhadap orang yang ia percaya mungkin.


Disaat sebagian orang lebih memilih untuk tidak menceritakan apapun dari kejadian – kejadian yang dialaminya, yang selama ini mungkin terpendam oleh dirinya sendiri, karena ada beberapa perasaan takut yang bermunculan, takut bahwa dari ceritaku ini orang tidak mengerti dengan apa yang beberapa orang rasakan, takut bahwa kita hanya akan menambah beban kepada orang lain. Mungkin dari sebagian ketakutan tadi, tidak sebetulnya benar, tidak sebetulnya salah. Ini hanya dari anggapan beberapa orang saja.


Seperti omong kosong ya, entah si ini cuman hasil renungan di jam set 10 yang menulis disertai seringai dan haru tapi sedikit.


Di jam set 10 yang biasanya dilakukan oleh banyak orang adalah tertidur, dengan harapan keesokan harinya jauh akan lebih terisi daya energinya.


Di jam set 10 yang beberapa orang lakukan menonton film/drama favorit ditengah rasa lelah yang melanda.


Di jam set 10 yang mungkin beberapa orang kini sedang saling melempar kabar, berbicara dan bercerita banyak hal akan kejadian yang sudah dialami seharian ini.


Atau kita sebut saja di jam – jam rawan.


Saat itu ada beberapa orang yang mencoba menatap dunianya dengan tatapan hangat, riang, seperti tanpa beban. Tapi gurat wajahnya jelas terlihat bahwa ia kuat dan ia tidak baik – baik saja, ia hanya sedang mencoba memberikan aura atau energi yang positif terhadap lingkungan sekitarnya. Ia hanya ingin dilihat bahwa ia dapat mendengarkan cerita orang dengan baik seperti biasanya.


Ia yang mencoba menahan segala yang ia rasakan, mencoba menahan dikala dalam keadaan kesal, tapi akan ada satu masa dimana semua tidak dapat tertahan lagi seperti biasanya, mungkin bisa jadi itu adalah titik terlelahnya, namun balik lagi bahwa ia tidak bisa menampakkan itu semua.


Sekuat apapun ia menghadapi suatu hal, ia tetaplah ia, seorang manusia yang hidup membutuhkan bantuan dan genggaman orang lain. Mungkin dengan begini akan sedikit membuatnya lebih ringan.


Hanya memegang kepercayaan terhadap hal baik yang pasti datang di akhir, semua yang dirasakan saat ini akan segera lenyap dalam waktu yang dekat dengan hanya selalu berbaik sangka dan juga tetap menikmati segala proses yang sedang dialami. Awalnya memang sulit, namun semua itu akan terbayarkan terhadap hal baik yang pasti datang dihidup kita. Karena gak akan ada kejadian yang terjadi tanpa suatu alasan.


Dengan demikian, apa yang direncanakan di awal itu hanya sebuah rencana yang tersusun atau yang diperoleh dari hasil logika atau mungkin perkiraan diri kita terhadap hal yang bisa terjadi didepan nanti, ya hanya sebuah rencana, tidak ada yang salah dengan rencana, berusaha tetap harus, berdoa tetap harus, namun kembali lagi bahwa ada yang paling tau rencana yang terbaik untuk diri kita, bisa jadi sesuai, bisa jadi tidak.


Dan untuk rasa kekhawatiran yang selama ini sering kali datang, ucapkanlah selamat datang, namun jangan sampai terlalu lama mendekam, cukup berikan senyuman dan mulai berkata dari sekarang bahwa semua akan baik – baik saja, jangan khawatir ya :)

 

Review Jika Kita Tak Pernah Jadi Apa - Apa (Alvi Syahrin)

  Apa yang membuat kamu hari ini khawatir? Akankah harus memikirkannya dari sekarang? Dapatkah kita pikirkan dengan logika sendiri? Segala yang meresahkan, termasuk tujuan masa depan, hanya dapat kita angankan dan harapkan, selebihnya adalah pasrahkan.


JIKA KITA TAK PERNAH JADI APA - APA

Oleh Alvi Syahrin
Penerbit Gagas Media
ISBN : 978-979-780-948-5
Tebal 236 hlm; 13 x 19 cm
Cetakan pertama, 2019

 

Blurb

Jika Kita Tak Pernah Jadi Apa – Apa akan menemanimu selama perjalanan. Buku ini untukmu yang khawatir tentang masa depan Tenang saja. Kau tidak sedang diburu waktu. Bacalah tiap lembarnya dengan penuh kesadaran bahwa hidup adalah tentang sebaik – baiknya berusaha, jatuh lalu bangun lagi, dan tidak berhenti percaya bahwa segala perjuanganmu tidak akan sia – sia. Bukankah sebaiknya apa – apa yang fana tidak selayaknya membuatmu kecewa?


Jika Kita Tak Pernah Jadi Apa – Apa kau melihat teman teman dan mereka sudah mendapatkan impian, sementara kau masih termangu menggenggam harapan. Pelan, dalam hati kau berujar, “Kapan mimpiku terwujud?”


Jika Kita Tak Pernah Jadi Apa – Apa selama perjalanan mencapai tujuan, adakalanya kau melihat sekeliling... menakar jauh jangkauan. Atau, kau malah membandingkannya dengan orang lain. Lalu, lupa melanjutkan perjalanan.


Jika Kita Tak Pernah Jadi Apa – Apa benarkah segala usaha dan upayamu selama ini lebur bersama kecewa yang kau bangun sendiri? Sungguhkah sesuatu yang hanya kau lihat dalam dunia maya menjadikanmu merasa bukan apa – apa?

 

Review

Buku ini merupakan buku Versi ke 2 dari karangan Alvi Syahrin, setelah buku sebelumnya yang berjudul Jika Kita Tak Pernah Jatuh Cinta. Namun Jika Kita Tak Pernah Jatuh Cinta  dan Jika Kita Tak Pernah Jadi Apa – Apa ini memiliki peran cerita masing – masing dengan versi berbeda. Untuk itu sebelum lanjut membaca review ini, yuk coba kunjungi review Jika Kita Tak Pernah Jatuh Cinta dulu di postinganku sebelumnya.


Berbicara masalah mau jadi apa dan siapa, hal ini bisa dibilang merupakan perkara yang mudah. Yup, sangat mudah diucapkan dulu ketika masih kecil. Berbeda dengan kenyataan sekarang, yang mulai memikirkan masa depan, mau jadi apa dan siapa? Setelah cukup dewasa akhirnya banyak mengerti dan belajar bahwa menjadi dewasa itu tidaklah mudah, rasanya terkadang ingin kembali ke masa kecil, banyak banget tuh quotes pake kata – kata begituan hehe..


Tapi memang untuk sebagian besar kasus, dewasa itu adalah proses pembelajaran buat keberlangsungan hidup kita kedepannya untuk menjadikan kita sebagai manusia yang bisa lebih kuat dan tegar untuk menerima adanya sedikit lonjakan dan krikil – krikil kecil yang menghantam kehidupan, dan itu semua gak mudah.


Masalah ini berkaitan banget dengan cita – cita kita sekarang mau jadi apa?? Setelah dipikirkan dengan sangat matang dengan berbagai pemikiran sudut pandang orang yang berbeda – beda dan mungkin bisa jadi ada segelintir orang yang melakukan riset terkait jenis pekerjaan yang bisa menjadi referensi bagi seseorang. Okeh akhirnya salah satu dari teman kita beranggapan bahwa menjadi dokter dan pilot bukanlah cita – cita kita lagi, bahkan mungkin bisa jadi kita tidak memiliki cita – cita terhadap jenis pekerjaan apa yang kita mau dapatkan, karena mengingat bahwa kehidupan ini terlalu realistis.


Ingin menjadi seorang pekerja kantor yang hanya tinggal duduk dan dapat menerima gaji setiap bulannya, terlihat keren dan memiliki penghasilan yang tetap atau ingin menjadi PNS yang mana kehidupannya sangat terjamin oleh pemerintah bahkan sampai dimasa pensiunnya atau memilih untuk menjadi pengusaha, karena kita yang nantinya menjadi bos sendiri tanpa harus menerima tekanan atau mungkin bentakan dari atasan. Kembali lagi bahwa segala sesuatunya memiliki sudut pandang dibalik layar masing – masing yang kita gak tau apa yang sebenernya mereka alami. Kita tidak pernah tau bahwa yang terlihat oleh kita baik – baik saja belum tentu sesuai dengan kenyataan yang ternyata berbanding terbalik dari apa yang kita pikirkan selama ini. Didunia ini tidak ada yang sempurna, untuk itu akan lebih tidak baik lagi jika kita tak pernah jadi apa – apa.


“Memang, menyalahkan keadaan selalu jadi opsi paling mudah dan menyenangkan. Memainkan kartu aku-adalah-korbannya selalu merasa benar dan seru.” (hlm 87)


Jadi pesan dalam salah satu buku ini adalah apapun yang kamu lakukan jalani, syukuri, dan nikmati. Semua punya jalannya masing – masing, tidak perlu mengkhawatirkan yang tidak perlu dikhawatirkan, semua sudah memiliki porsinya masing – masing.


“Mungkin, hari ini, kamu ditolak. Tetapi, nanti, akan ada satu hari spesial. Yang membuatmu bergumam, “oh ini toh hikmahnya.” Lalu, semuanya menjadi terang dan indah. Sabar, butuh waktu.” (hlm 10)


Buku ini memang menceritakan keresahan kita terhadap masa depan yang belum dapat dipastikan. Setidaknya mungkin akan ada sedikit pencerahan jika kalian membaca buku ini. Karena mengingat bahasa yang digunakan juga sangat mudah dipahami dan penulis memberikan gambaran yang related dan terus mengeksplor segala bentuk keresahan – keresahan yang pada umumnya pernah dialami oleh hampir semua orang. Akan ada bagian – bagian dimana kita merasa bahwa saat membaca buku ini kita merasa bahwa kalimat – kalimat tersebut  pantas dan tepat atas penggambaran cerita yang terjadi.


Pokoknya kalo dari pendapat author sendiri, seneng banget bisa membaca ke – 2 bukunya Alvi Syahrin ini, selalu membuat author kembali bersemangat, dikala merasa bingung, bimbang dan khawatir. Author merekomendasikan buku ini, buat kalian yang suka dan seneng sama kalimat – kalimat motivasi, butuh pencerahan dan kurang percaya diri, mungkin buku ini bisa sedikit membantu.


selamat membaca buat kalian :) :)

Terimakasih sudah membaca reviewnya sampai diakhir, semoga suka. komentar dan saran kalian sangat author tunggu :)

Merenung Senja : #Menelisik 2

 Menelisik (2) ini hadir dari postingan sebelumnya, kalian bisa baca diksi Menelisik (1) terlebih dahulu supaya bisa lebih mengerti dan memahami alur yang author buat. Untuk analoginya sendiri sudah dijelaskan dari postingan Menelisik (1) . Semoga terusan dari menelisik ini kalian bisa suka ya..




Kini dari wajahmu
Aku mengerti
Kau yang kadang tertunduk malu
Diam - diam telah mendoakanku

Diam - diam memperhatikanku
Dengan bahu kuat
Yang selalu mengantarku

Kau tahu?
Aku tak pernah memberi ruang
lebih untukmu..

Tapi kamu..
Selalu memberiku pada ruang
Yang tak seutuhnya bisa kubalas

Terimakasih, ternyata..
Kamu bukan sekedar menelisik
Semoga ini dapat bertahan
seutuhnya..


Terimakasih sudah membaca, maaf ya mungkin ini puisi yang terlalu singkat, tapi semoga bisa berkena di diri kalian masing - masing ya.. untuk kelanjutannya mungkin akan author pikirkan kembali, apakah akan ada Menelisik selanjutnya atau tidak. okey sampai jumpa dipostingan selanjutnya, saran dan kritik teman - teman sangat author harapkan. :)

Review Novel : Jika Kita Tak Pernah Jatuh Cinta - Alvi Syahrin

 

Halo.. halo gimana hari ini?? Sekarang udah pergantian tahun ya gak kerasa, gimana perjalanan hidup? Ada resolusi ? semangat terus pokoknya ya, berbicara masalah resolusi kayaknya mungkin ada 1 dari sekian banyak orang yang meresolusikan cinta sebagai refleksi diri, entah itu punya harapan buat melepas jomblo ditahun 2021, dilamar di tahun 2021 atau punya rencana menikah mungkin di tahun 2021, kayaknya hidup itu gak pernah terlepas dari yang namanya cinta, bener gak sih?? Mungkin buku ini bisa jadi salah satu bahan yang bisa membantu jawaban tadi, yuk pantengin terus ya..

 

JIKA KITA TAK PERNAH JATUH CINTA


Oleh Alvi Syahrin
Penerbit Gagas Media
ISBN : 978-979-780-934-8
Tebal 224 hlm; 13 x 19 cm
Cetakan pertama, 2018

 Blurb

Jika kita tak pernah jatuh cinta, kita tak akan banyak belajar dari masa lalu. Bagaimana ia mengajari kita untuk tetap kuat ketika hati terserak. Kita tak akan menjadi tangguh.

Jika kita tak pernah jatuh cinta, mungkinkah kita bisa lebih menghargai diri sendiri dengan melepaskan dia yang selalu menyakiti?

Jika kita tak pernah jatuh cinta, akankah kita pernah merasa berharganya waktu bersama dengan seseorang yang kita cinta?

Terkadang, cinta memang sakit dan rumit. Namun bisa pula membuat bahagia dan senyum tidak ada habisnya. Keduanya bersimpangan, tetapi pasti kita rasakan.

Jika kita tak pernah jatuh cinta dituliskan untuk yang pernah merasa terpuruk karena cinta, lalu bangkit lagi disebabkan hal yang sama.


Review

"Iya, kita tak harus selalu mendengar apa yang orang lain katakan, tetapi kau juga tak selalu benar.” (hlm 97)

Buku ini membahas mengenai suatu cerita yang related terhadap kehidupan percintaan yang dijalani saat kita beranjak remaja hingga dewasa, semua itu dilewati dan diceritakan oleh penulis dengan sebaik mungkin yang diceritakan melalui sudut pandang orang ketiga.

 

Jika kita tak pernah jatuh cinta karangan Alvi Syahrin ini merupakan suatu novel pengembangan diri yang cocok dibaca pada saat merasa kesepian atau mungkin memiliki permasalahan cinta, ini bisa jadi salah satu solusinya buat pikiran kita setidaknya lebih sedikit terbuka dan holistik tentunya tapi it’s ok buat yang ngerasa baik – baik aja buat baca buku ini.

 

Dalam buku ini banyak berbagai sudut pandang penceritaan yang bisa kita ambil dan membuat kita merasa menemukan suatu jawaban atas dasar cinta yang kita cari selama ini. Masalah – masalah yang krusial yang kerap banyak ditemukan oleh problem pasangan muda yang memiliki suatu pertautan hubungan.

 

Terlepas dari itu semua, sadar ataupun engga cinta kadang membuat karunia rasa yang kita punya seolah dapat dengan berubah dalam waktu yang singkat, tidak butuh waktu lama, sekejap merasa senang, sekejap lagi merasa sedih, sekejap lagi merasa kesepian, sekejap lagi merasa membutuhkan seseorang untuk mengisi kegalauan yang ada dihatinya. Semua itu dapat terjadi dalam waktu bersamaan. Mencoba bertahan dikala hubungan sudah tidak sehat lagi, merasa hal itu harus diperjuangkan karena sudah terlanjur berjuang dari awal, akan sedih rasanya jika perjuangan itu berakhir dengan kata sia – sia. Akhirnya selalu bertahan dan menguatkan diri sendiri.

 

Tapi apalah daya suatu yang berawal dari salah pasti akan berakhir dengan salah juga, seakan circle perputaran hubungan terus menerus bergerak dalam hal demikian. Merasa jatuh cinta, seakan dunia milik berdua, setelah itu beberapa saat merasa bosan, mencoba untuk menjaga hubungan yang sudah terlanjur lama diperjuangkan, setelah itu merasa ada salah satu pihak yang mulai cuek, kurang perhatian dan akhirnya patah hati, merasa kecewa. Hal demikian karena adanya suatu ekspektasi yang terlalu kita taruh terhadap pasangan.

 

Lalu bagaimana dengan hubungan yang terjalin romantis walaupun sudah bertahan lama, terlihat melalui akun – akun sosial mereka yang memamerkan kemesraan, entah mungkin bisa jadi kehidupan akun sosial mereka sejalan dengan kehidupan real mereka, atau mungkin itu semua hanya yang terlihat sepintas oleh kita yang tanpa tahu kebenarannya.

 

Kadang sepintas merasa bahwa? Kapan aku seperti mereka, memiliki pasangan yang sejalan, yang sefrekuensi, saling memahami dan pengertian? Mengapa aku selalu terjebak kedalam lubang yang sama? Yang jatuhnya selalu berakhir dengan demikian?

 

Jawaban – jawaban itu mungkin bisa kita temukan melalui buku ini, karena jika kita tak pernah jatuh cinta ternyata banyak mengajarkan kita bahwa ada banyak hal didunia ini yang membuat kita kecewa, namun semua itu ternyata mendewasakan, sebagaimana kita bisa mengkontrol hati dan pikiran kita bahwa tanpa pengecewaan mungkin kita tak akan pernah sekuat sekarang, tidak akan pernah merasakan susahnya bangkit dari keterpurukan, tidak akan pernah merasakan rasanya mampu bertahan dikala sulit. Semua itu ternyata bisa kita lakukan dengan kejadian yang terjadi begitu saja didalam hidup kita dan ingat sendiri itu tidak selalu buruk, sendiri itu adalah proses menenangkan, barangkali ingin lebih memantaskan.

 

“Kesendirian membuka mata bahwa pada dasarnya, kita akan selalu sendiri; lahir sendiri, berjuang menyelesaikan masalah sendiri, mati sendiri, dibangkitkan sendiri dengan amalan masing – masing.” (hlm 217)

 

Untuk saat ini, siapapun yang sedang berjuang dijalannya masing – masing dengan pilihan yang kalian buat, ingat bahwa sesuatu didunia ini itu gaada yang sempurna, akan lebih baik jika saling melengkapi suatu kekurangan masing – masing, jatuh cinta itu gak pernah salah, yang salah adalah ketika jatuh cinta membuat porsi hidup kalian berkurang dan hanya berputar terhadap kehidupan cinta yang kalian punya. Karena kita perlu hidup, kita juga perlu teman, kita juga perlu orang tua, maka dari itu kita harus punya porsi kehidupan yang seimbang.

 

Oke buat temen – temen, ini bukan cerita yang berat, ini bisa jadi suatu teman baca kalian yang bikin rileks karena mulai dari segi bahasa yang mudah dipahami, cover yang simple tapi elegan dan bikin penasaran buat baca sampai akhir. Jadi, mudah – mudahan dari reviewku kalian bisa mengerti ya, silahkan tinggalkan jejak komentar jika berkenan dan jangan lupa ikutin reviewku di postingan selanjutnya ya. Terimakasih