Semesta : Berpihak di tahun 2021

Haloo.. wah sekarang kita ternyata sudah ada di penghujung tahun 2020, sebentar lagi tahun 2021, waktu ternyata begitu cepet banget ya, baru ngerasain 12 12 kemaren eh sekarang udah mau balik ke bulan Januari lagi, pastinya bakal banyak banget harapan – harapan yang mungkin ada yang temen – temen utarakan langsung atau mungkin diem – diem sekarang jadi tiba – tiba kepikiran, pokoknya apapun pikiran kalian tetap semangat buat wujudin ya, inget jan dipendem terus.. harus memulai aksi dari sekarang.

 


#Semesta : Berpihak di tahun 2021

Sadar atau pun engga, harusnya kita sama - sama saling rasa ya, semesta ini mulai menginjak hari tua, menit, detik dan jam terasa lebih cepat dari biasanya hingga mulai menyambut pergantian tahun baru. perubahan raut wajah, perubahan sifat dan kedewasaan pun sedikit demi sedikit mulai terasa dan semakin bertambah, umur yang terus berkurang dan persiapan yang belum cukup matang dan masih banyak hal lain yang bisa kita renungi bersama. eits tapi ada sesuatu yang besar yang telah diberikan oleh semesta kepada kita. apa aja si??


Semesta itu banyak mengajarkan kita banyak hal dalam kehidupan ini. Kita yang saat ini sendiri, begitu banyak sebenarnya pelajaran yang bisa kita ambil, banyak renungan yang bisa kita sedikit sadari dan renungi. Kesendirian ternyata banyak mengajarkan kita banyak hal, terutama dalam segi pikiran dan kehidupan.


Semesta juga sangat baik dan selalu berpihak kepada kita, disaat kita membutuhkan sesuatu ia cukupkan, di saat kita membutuhkan sandaran ia datangkan teman, disaat kita kesendirian ia hadirkan seseorang yang mengisi kesendirian kita. Lalu dimana letak kita untuk mengabaikan rasa syukur terhadap hal tersebut ?


Ini sama halnya dengan kaitan definisi bahagia itu sendiri? Gimana sih sebenernya arti kebahagiaan buat kehidupan kita? Apakah sebatas kita bisa makan enak? Apakah sebatas kita bisa membeli baju bagus? Atau bertemu dengan teman yang sudah lama tidak bertemu?? Yap itu semua memang sangat membahagiakan tetapi saat kita pulang hal – hal tadi hanyalah menjadi waktu  yang sudah larut dan kalian kini kembali pada kesendirian, sunyi, sepi dan akhirnya memikirkan hal – hal yang sebetulnya kadang tidak kita perlukan sama sekali. Gak semua kesendirian itu tidak membahagiakan kuncinya satu hidup dengan tenang dan bersyukur itu jauh lebih bahagia dari apapun. Yuk, coba sama sama cari untuk membuka kunci ketenangan itu, mungkin lebih dekat dengan semesta itu lebih menenangkan dari apapun.


Dalam hal ini bukan berarti menyalahkan atau melarang untuk bisa menghabiskan banyak waktu diluar atau semacamnya untuk menemukan kebahagiaan itu, tetapi kita harus ingat kepada siapa kita kembali dan ingat dengan batasan yang harus tetap kita jaga.


Dan untuk itu author ingin mengucapkan terimakasih buat kalian dan buat kita semua yang sudah banyak bertahan terhadap guncangan – guncangan kecil di tahun 2020 ini, kita hebat, kita kuat. Semoga ditahun 2021 kita banyak memberikan karya dan terus memperbaiki kualitas diri ya. Oh iya, jangan lupa bahagia juga, kalo lagi gak bahagia dan pengen nangis ya nangis aja, ternyata nangis itu melegakan ko. Gak mengurangi kualitas diri kalian juga :) semangat terus. sampai jumpa di tahun depan :)

 


Review Traveling Aja Dulu! - Olivia Dianina Purba

Halooo.. Assalamualaikum.. jadi gimana hari ini? udah pengen banget liburan atau traveling mungkin?? Udah mulai bosen sama doi apa sama aktivitas sehari – hari? kalau dua-dua nya dan gak bisa juga nih buat pergi kemana - mana dikarenakan kondisi yang tidak memungkinkan atau justru udah terlanjur mageran.. nih author punya solusinya, biar kalian bisa rebahan rasa traveling.. yaitu kalian mesti baca Buku Traveling Aja Dulu! Gimana solutif banget kan? Yaudah coba simak reviewnya dulu aja yuk..

 

TRAVELING AJA DULU!



Oleh Olivia Dianina Purba
Penerbit Gramedia Pustaka Utama
ISBN : 6020433552, 9786020433554
Tebal 256 hlm

 

Blurb

Olivia adalah perempuan Indonesia yang sangat inspiratif!
Buku ini membuktikan bahwa di mana ada kemauan, pasti ada jalan.
Olivia telah membuktikan ia bisa traveling (sebagian besar) gratis ke 35 negara di 5 benua. Tulisannya yang renyah bikin enak dibaca.
Pada akhirnya saya jadi terinspirasi dan saya yakin kalian juga!”

—Trinity, Travel Blogger dan Penulis Buku Seri Perjalanan Terlaris The Naked Traveler

Olivia telah bepergian ke 35 negara di dunia, hampir seluruhnya didanai.
Dalam buku ini, ia akan menceritakan pengalamannya dan tips and trick
seru yang bisa dipraktikkan, baik bagi kamu yang
newbie maupun expert dalam dunia traveling.

Dalam buku ini kamu akan mendapatkan paket lengkap, yakni:

- Alasan-alasan penting untuk traveling
  - Visa, paspor, dan asuransi perjalanan
  - Koper isi minimalis
- Cara mendapatkan sponsor traveling dan kerja sambil kuliah di luar negeri
- Menjalin pertemanan di seluruh dunia
- Berhemat saat travelling
- Cerita traveling yang inspiratif dan informatif

Jadi, tidak masalah kalau bujetmu terbatas dan bukan terlahir dari keluarga kaya raya, masih ada banyak jalan menuju Roma. Tidak percaya? Kalau begitu, buku ini tepat untukmu!


Review

Kalau harus mengingat masalah kondisi ditahun 2020 ini rasanya sedih sih, semua orang diharuskan dirumah, saling jaga satu sama lain. Tapi kita tetap harus bersyukur ya, karena setiap kejadian nih pasti ada hikmah dibalik itu semua dan hikmah yang kita dapat itu sesuai dengan pandangan masing – masing. Bisa dalam bentuk keluarga yang hangat yang bisa kumpul karena harus serba dirumah atau mungkin tetap harus bekerja di kala pandemik. Apapun hal yang kita dapet itu semua terlepas sejauh mana kita bisa bersyukur buat ngelewatin hari  demi hari yang dirasa awal – awal tuh berat banget.

 

Apalagi diberbagai media diberitakan bahwa tempat rekreasi, liburan, restoran semua harus ditutup. Segala fasilitas yang berjenis umum pokoknya dilarang buat beroperasi. Sedih, semua orang ngeluh pengen traveling lah, pengen liburan lah, pengen ketemu emak dikampung lah dan masih banyak pengen – pengen lainnya.

 

Terus apa yang harus kita lakukan? Yang pertama Sabar.. cuman itu yang bisa kita lakuin selain ngeluh, soalnya gak guna juga kalo ngeluh terus – terusan, gaakan ngerubah keadaan juga. Yang kedua adalah mencari kegiatan yang bisa ngalihin fokus kita ke hal tersebut, olahraga mungkin atau terserah deh hobby kalian apa yang penting punya kegiatan. Yang ke tiga nih, jaga diri kalian masing – masing, ini penting yaitu sebagai upaya kita untuk bisa memutus rantai virus yang ada. That’s it!

 

Nah, biasanya nih efek karena udah berbulan – bulan from home terus, pasti pernah punya pikiran buat Traveling dong? Nah buku ini “Traveling Aja Dulu!” bisa banget buat dijadiin sebagai bahan referensi kalian sebelum punya planning buat Traveling.

 

Buku ini milik seorang yang punya hobby Traveling, namanya Olivia. Dia lahir di Sumatra Utara tepatnya di Berastagi. Olivia ini adalah seorang yang bisa dibilang sebagai pemecah dari kalimat “gak ada yang gak mungkin di dunia ini selama kita mau berusaha terus.” Yup, Olivia ini sudah mengunjungi 35 negara atau mungkin lebih sekarang. Dia melakukan itu semua bukan semata – mata karena ia orang kaya yang bisa memanfaatkan uangnya untuk traveling dari satu negara ke negara yang lain tetapi ia punya cara sendiri untuk bisa mewujudkan impiannya berkeliling dunia. Dia memanfaatkan di setiap kesempatan dalam hal pendidikan yang ia punya untuk mengikuti entah seminar, sebagai volunteer, jalur beasiswa untuk bisa berkuliah di negara lain dan masih banyak cara yang Olivia tempuh dan itu bukan suatu hal yang mudah. Ada banyak sekali penolakan, gagal, jatuh dulu buat memperjuangin itu semua dan dirasa sudah terpegang, seolah kegiatan – kegiatan tadi mudah bermunculan dan menjadikan Olivia hidup nomaden di negeri orang.

 

“saya sering menyampaikan ini kepada pengejar beasiswa : hal paling utama dalam mengejar beasiswa adalah keteguhan hati. Penolakan memang menyakitkan dan saya mengerti itu. A human can’t take too much rejection at the same time, tapi saya percaya kegigihan akan menghasilkan buah manis. If it’s for you, it will come to you just at the right time. If it’s not now, it will come sooner or later. But please, just don’t give up! Be persistent!”

 

Dan ternyata Olivia ini lebih sering menghabiskan waktu traveling dengan solo traveling yaitu dia lebih sering berkelana sendiri tapi justru hal itu membuat ia bertemu dengan banyak orang baru yang bisa menambah jejaring koneksi networkingnya.

 

Sebetulnya ada banyak hal yang bisa author pelajari dari aktivitas ka Olivia ini, dengan berbekal pendanaan dari berbagai kegiatan study yang ia ikuti dan hobby traveling ini terutama sering melakukan solo traveling, membuat seseorang harus terbiasa untuk muter otak atau dihadapkan dengan problem solving, mulai dari kendala tempat menginap, koneksi internet, tiket pesawat dan masih banyak lagi. Tapi itu semua bukan menjadi penghalang justru menjadi kunci utama ketika dihadapkan dengan suatu permasalahan akan lebih terbiasa untuk mencari solusi terbaik yang bisa ia dapatkan dan lakukan. Keren banget ini mah..

 

Percaya atau engga ternyata banyak orang baik didunia ini yang bersedia untuk sekedar meminjamkan apartemennya atau memberi penginapan selama masa transisi dari suatu negara. Bagaimana bisa sih percaya gitu aja, sedangkan kita hidup di negara orang istilahnya gitu.

 

“Sebelum mengucapkan selamat tinggal, saya sempat bertanya kepada Simon, how do you know how a trust a person you don’t know? Saya penasaran bagaimana mungkin dia bisa mudah percaya dengan orang asing selama travelling. “You can just tell by the eyes”, Jawabnya singkat.”

 

Jadi dari mata katanya sudah bisa mendeskripsikan kita orang seperti apa, lebih ke insting mungkin ya.. haha

 

Selama perjalanan berkeliling ke beberapa negara ini ka Oliv banyak memberikan gambaran kepada kita terkait tips – tips solo traveling, hal apa saja yang harus dipersiapkan untuk pemberangkatan beserta terkait cara mendapatkan event atau beasiswa ke luar negeri.

 

Selama perjalanan yang ia tempuh, ka Oliv seolah mengajak kepada pembaca untuk hanyut dan ikut merasakan keberadaan dirinya pada saat ada dalam beberapa negara, karena dari segi penceritaannya cukup lengkap mulai dari kehidupan di kota tersebut, tempat wisata yang bisa dijadikan referensi sampai mode transportasi dan gaya hidup dalam masyarakat sekitar. Dari cerita ka Oliv ini aku paling tertarik pada saat ka Oliv berada di Nepal, pada saat ia bercerita bahwa 2 tahun kemudian setelah ia mengunjungi negara tersebut ternyata negara tersebut pernah terkena gempa bumi dengan SR yang cukup besar yang hampir memporak porandakan negara tersebut secara menyeluruh. Asli sih itu bisa jadi sejarah tersendiri buat orang – orang yang pernah mengunjungi negara tersebut, tapi itu kejadiannya udah lama sekitar tahun 2013 kalo gak salah, kalian coba bisa searching di internet kapan gempa besar pernah melanda negara tersebut, karena yang author tahu di negara tersebut menyimpan banyak peninggalan kebudayaan hindu – budha dan kebudayaannya kental banget katanya sih begitu.. hehe

 

Jadi, kemauan dan tekat itu ternyata bisa mengatasi masalah keterbatasan selama kita mau berusaha dan berjuang terus, gak peduli apapun yang menjadi penghalangmu, terus fokus, hal yang gak mungkin ternyata bisa menjadi mungkin dan kita belajar bahwa Traveling bukan hanya untuk sekedar senang – senang tapi bisa menjadi motivasi kita buat terus semangat belajar, mempelajari hal baru dan bertemu dengan orang – orang baru.

 

Buat kalian nih yang mau otw baca bukunya, bisa juga mengunjungi atau intip – intip tulisan ka Oliv di www.travelingajadulu.com disana kalian bisa menemukan cerita versi yang lebih lengkapnya serta bebagai tips yang bisa di sharing ke temen – temen semua. Happy reading.. dadah :)

Terimakasih sudah membaca reviewnya sampai diakhir, semoga suka. komentar dan saran kalian sangat author tunggu :)