Tempat Pulang - Yusuf Filasafa : Review


Halo! Assalamualaikum..  Tidak ada tempat yang lebih indah, selain rumah. Tidak ada tempat yang membuat kita rindu berbalik arah selain rumah. Satu-satunya tempat dimana setiap cerita adalah cinta, disambut hangat dengan segala kenyamanannya. Tempat yang menjadi penguat kita untuk tetap menjalani hidup yang terkadang membuat kita sangat terpuruk oleh beberapa keadaan, terimakasih sudah mau menjadi tempat pulang yang selalu dirindukan..

TEMPAT PULANG



Penulis
Yusuf Filasafa
Penyunting Radindra Rahman
Desainer Sampul Fahmi Fuazi
Penerbit Wahyu Qolbu
Cetakan Pertama, Juli 2019
ISBN 978-602
-6358-88-2
176 hlm, 13x19 cm

Blurb
"Bukan sebatas rumah, tempat pulang adalah tempat seluruh hasrat dan harap kemanusiaan kembali, ke mana wajah kita memandang. Disanalah tempat kita pulang."
Aku ingin kau bernafas ringan, tanpa jerat yang mengekang, tanpa gelisah yang mengguncang, dan tanpa malas yang mengikat kencang. Catat kembali tujuanmu hidup, jangan biarkan catatan itu menjadi fana, membuatmu mati terpana.
Jika kau bertanya kepadaku, “Harus kemana lagi aku melagkah? Siapakah yang sanggup menanggung kuat? Ini rapuh dan benar-benar rapuh, dan sejengkal saja ku melangkah; pasti runtuh. Bagaimana jika kau ada di tempat seperti ini?”
Maka jawabanku, “Melangkahlah ke tempat yang baru, biarpun hatimu tak menanggung kuat. Ia memiliki potensi pejuang. Barangkali dengan kau berdamai dengan hatimu dahulu, maka semua itu akan bersih, ringan, tanpa beban.” Kau mampu, melangkahlah!

Review

Sebuah buku yang berkenan dihati siapapun yang membacanya, seluruh isinya menyajikan untaian-untaian puisi yang memiliki makna dan arti yang mendalam. Sedikit sulit sih buat mereview isi dari bukunya, karena setiap kata demi kata yang disajikan memiliki arti kiasan, sehingga perlu dibaca berulang-ulang untuk mengerti makna dan arti yang tersirat dari sebuah puisi tersebut.

Membahas mengenai isinya, ada 2 persepsi yang bisa kita gunakan untuk membayangkan setiap kali kita membaca setiap untaian puisinya, eh sorry mungkin lebih tepatnya sajak ya.. kalo puisi itu kan lebih formal gitu ya, kalo ini sih kaya sebuah cerita cuman kata-katanya lebih berkelas gituh..

Dan bisa kita gunakan 2 objek bukan cuman 2 persepsi. Nah, objek yang pertama kita bisa mengaitkan makna katanya dengan sebuah tempat pulang/ tempat tinggal, dimana ketika kita merasa susah, merasa resah kemana lagi kita pulang, kemana lagi tempat mengadu yang paling nyaman selain tempat tinggal kita sendiri, karena disanalah akan ada banyak orang yang mendukung kita disaat dunia begitu tak berpihak yang membuat kita berulang-ulang merasakan jatuh, merekalah yang menjadi pembangkit dan pemihak setia kapanpun dan dimanapun.

Objek yang kedua membahas mengenai pasangan hidup kita kelak atau jodoh, penulis seolah membawa kita terhadap adanya perasaan terhadap seseorang yang ia rindukan, selama ini hanya bisa diam, dan mendoakannya dari jauh, itu sudah cukup katanya. Kadang merasa ter-amat bodoh, terpaku diam tak ada perjuangan sampai akhirnya berujung dengan penyesalan, entahlah tapi Allah lah sang pemilik hati, hanya ia yang tahu, endingnya akan seperti apa??

Terhadap persepsi, bagi sudut pandang author, penulis mengajak kita untuk selalu kembali kepada-Nya apapun keadaan kita, disaat kita merasa senang, bahagia dan semacamnya, karena kehidupan kita hanya milik-Nya dan segalanya adalah titipan yang diselingi dengan adanya ujian-ujian. Maka jangan pernah berpaling teruslah untuk menengadahkan tangan, berdo’a kapanpun itulah kuncinya.

“Di dunia ini tiada rumah yang lebih kekal melebihi alasmu ketika bersujud kepada-Nya diatasnya. Tak perlu berlebihan menganggap dia satu-satunya rumahmu, sebab nyatanya dia tidak benar-benar kekal, yang pada akhirnya dapat menyebabkanmu limbung, membuatmu merasa ; kehilangan rumah”

Itulah salah satu quotes yang ada dibuku karangan yusuf filasafa ini, jadi pada setiap judul akan ada kata penutup disetiap halaman terakhir dari setiap judulnya, indah bukan? Terlebih cover bukunya lucu banget, dan lagi isi bukunya lebih cute temen-temen..

Buruan, ini jadi buku sajak yang paling direkomendasikan pokoknya temen-temen, selain puitis, buku ini juga disajikan dengan nilai-nilai religius pastinya.

HIDUP STATIS

"kalau saja dinamis, mungkin hari pertama kita ada dengan rasa bahagia, mungkin akan bahagia selamanya, kenyataannya tidak begitu.. semua hanya prasangka, yang tak menyangka akan terbuka dengan hati yang mulai merasa-rasa"




Hidup itu statis
Ada kalanya kita merasa
Sedih dan tidak berguna

Adakalanya kita sangat bahagia
Sampai lupa bahwa hidup sementara

Semua begitu semu
Tidak dapat dipastikan
Mau bahagia selamanya
Atau sedih selamanya

Takkan pernah kita tebak,
sampai di ujung
diujung kelemahan..

Kita tahu arti hidup sukar & sulit
Mana bisa kita tebak?
Kita hanya bisa menjaga
menjaga tanpa kepastian..

Menitikkan titik hidup terberat yang dirasakan
Akankah halauan tak membuat diri semakin merekat
atau justru hanya dalam diri yang enggan mengerat..



Review : Kisah Untuk Geri - Erisca Febriani


Halo! Assalamualaikum..  Buat para Melanis.. Mohon maaf, karena terlalu banyak permohonan maaf dari author, dengan banyaknya alasan tidak menulis selama beberapa waktu ini, author tidak minta untuk di pahami atau dimaklumi ya, melanis.. Mood buat nulis itu kadang gak tentu banget, ada kemauan untuk menulis, tapi badan rasanya mager banget,  curhat dikit maapin yaa.. langsung aja nih, author datang dengan mood menulis yang lumayan, akan mereview tentang salah satu Novel Remaja, yang udah cukup lama sih pernah menjadi best seller karangan Erisca Febriani, yuk dibaca yaaa...

KISAH UNTUK GERI



Penulis
Erisca Febriana
Editor
Gita Romadhona
Desainer Sampul Dwi Annisa Anindhika
Penerbit KataDepan
Cetakan Pertama, Maret 2019
ISBN 978-602-5
713-85-9
390 hlm, 13x19 cm

Blurb

“Gue emang cinta sama lo, tapi gue nggak mungkin kan, bertahan sama seseorang yang nggak bisa buka hatinya buat gue? Gue sayang lo, tapi gue lebih sayang sama diri gue sendiri. Jadi, gue ikhlasin lo. Semoga nanti kita sama-sama dipertemukan dengan orang yang balas mencintai kita. Karena apa yang lebih membahagiakan dibanding cinta yang berbalas?”

Geri Alfian Putra. Cowok biang rusuh di SMA Garuda yang selalu bisa bersikap manis pada gadis-gadis, kecuali pada satu orang. Itu adalah Dinda, gadis yang sudah melemparkan sinyal permusuhan semenjak kali pertama mereka menjadi murid kelas sepuluh.

Dinda Kamalia Putri, si Queen Bee, pemimpin geng The Satan dan banyak dipuja cowok karena kecantikannya. Sampai akhirnya kondisi hidupnya berubah dengan cepat, jatuh dalam sekejap. Semua perhatiaan yang dia suka hilang.

Satu-satunya cara mengembalikan itu semua adalah dengan meminta Geri menjadi pacarnya. Namun, Dinda lupa, bersama Geri berarti juga bersama luka dan kecewa. Lalu, pada akhirnya, dia paham, hubungan mereka hanyalah bencana, dan merupakan gerbang awal dari sakitnya rasa patah hati.

Review

“Emang ya menjadi dewasa itu jebakan. Semakin dewasa, justru makin malas buat keluar dari zona nyaman.” (Dinda, hlm 159)

Kisah ini berawal dari kenakalan remaja SMA pada umumnya, seorang Geri Alfian Putra dari dulu memang sudah mengakar sifat yang nakal, arogan dan labil. Hidup tanpa prinsip dan arah yang jelas itulah dirinya.

“Kadang seseorang harus bersikap tidak peduli dan berpura tuli untuk bisa bertahan didunia kejam ini.” (hlm 209)

Tentu bukan hanya Geri Alfian Putra satu-satunya manusia yang dianggap tidak memiliki prinsip. Dinda Kamalia Putri, cantik dan penuh pesona, bermodalkan fisik dan make up.

Sebagai anak kelas 10 tentu saja melebihi kodrat dan wewenang sebagai anak baru di sekolah mereka, sifat dan ulahnya membuat begitu terlihat lebih menonjol dibandingkan yang lain.
Sama-sama pembuat ulah, sama-sama negatif, kalo ibarat gaya magnet sih, jadinya gak tarik menarik.. gak cocok.. hehe

Nah berawal dari ketidak cocokkan itu lah, yang membuat mereka saling penasaran satu sama lain, karena saking banyaknya pembicaraan yang saling mengarah pada diri mereka masing-masing.
Bagaimana tidak bertemu dalam satu hari, mereka ternyata ada dalam satu kelas yang sama. Membuat beberapa drama setiap hari-nya, kelas yang ternyata seharusnya nyaman, membuat beberapa siswa menjadi tidak nyaman.

Geri menjadi salah satu siswa yang cukup beruntung, bagaimana tidak.. sudah sampai naik ke tingkat SMA saja ia sudah sangat bersyukur. Padahal tidak ada perubahan dalam sikapnya, ia selalu membolos dalam kelas. Untungnya selalu ada teman yang menemaninya dalam setiap langkah tidak beresnya itu, walau memiliki teman yang sama-sama tidak beres, anehnya mereka selalu setia sehidup semati asekk..

Nah nilai plus si Geri ini cuman dapet gantengnya doang, jarang punya haters adanya fans yang bejibun, namanya cewek liat yang ganteng dikit langsung gebet..

Tidak untuk seorang Dinda mengejar seorang laki-laki, apalagi cowok seperti si Geri inih, karena Dinda sepertinya tidak pernah kesulitan untuk mendapatkan seorang cowok manapun yang ia mau. Gengnya yang cukup membuat resah, membuat ia begitu banyak dibenci oleh siapapun, apalagi sikapnya yang semena-mena dan dengan mudahnya menindas orang atas dasar memiliki orang tua yang memiliki pengaruh terhadap negara, ia menjadi merasa lebih terlindungi..

Tapi dunia ternyata tidak berhenti dalam satu titik saja, ada banyak titik yang membuat kita bisa saja merasakan berada di titik paling terendah didalam hidup, bahkan dengan mudahnya hanya dalam beberapa detik semua berlalu, dari terang menjadi abu-abu.

“Dia pernah dengar seseorang berkata bahwa orang paling bersedih bisa jadi memiliki tawa paling bahagia untuk menutupi luka.” (hlm 161)

Semua itu terjadi pada Dinda, ia seorang yang biasanya dimanja dengan harta kedua orang tuanya, namun pelajaran hidup mulai menguji dirinya, seberapa kuat dan bagaimana akhir dari ceritanya..
Penasaran kan? Langsung aja temen-temen bisa cari di toko buku terdekat “KISAH UNTUK GERI”
Seru banget, pokoknya.. kalian mesti baca..

Sedikit terlambat sih, cuman gapapa la yah, soalnya mba erisca juga sekarang udah ngeluarin launching buku yang cute dan terbaru banget tentang “Hello Salma”. Nah, klo buku “Kisah Untuk Geri” ini adalah buku yang dikeluarkan sebelum terciptanya “Dear Nathan”. Si Geri ini bisa dibilang seniornya Nathan ya guys.

Cerita “Kisah Untuk Geri” ini membawakan sebuah cerita sosial pada masa remaja SMA, dimana mereka belum menemukan jati diri mereka masing-masing, yang mereka lalui sehari-hari hanyalah datang, pulang dan datang lagi kesekolah.. tapi perjalanan mereka bukan hanya sampai disitu. Akan ada banyak pengecewaan terhadap perasaan, balas dendam, jatuh cinta, penyesalan dsb, sebagaimana kehidupan para manusia biasanya, hal ini membuat konflik yang dijalankan begitu kompleks.

Dalam karakter yang dibangun, berdasarkan banyaknya anggapan kehidupan sekolah diperkotaan, mulai dari geng atau pergaulan bebas lainnya. Nah disini pengemasan pergaulan, cukup membuat kaget ya.. jadi mereka tidak hanya melakukan kejahilan disekolah seperti membolos atau sebagainya, Kisah Untuk Geri ini sedikit ekstrem tapi masih dalam ambang wajar terhadap pergaulan diarea ex sekolah.

Jalan cerita yang dibuat pada awal cerita cukup santai, namun pada part-part terakhir, jalan cerita mulai dibuat cepat, dengan anggapan adanya penantian waktu yang dijalani.

Berbicara masalah moral, tentu ada... salah satunya adalah Tidak selamanya orang baik terlihat baik, kehidupan itu tidak mampu kita tebak, hanya mampu kita ungkap apa yang kita amati selama ini, bukan hanya dalam sepersekian detik tapi selama mata memandang.

Btw, covernya lucu banget ya..  ayoo tebak kenapa covernya gambar bunga matahari? Bukan tanpa alasan pastinya yaa.. yang tau bisa komen yaa hehe..

Terimakasih sudah membaca review sampai berada dititik akhir ini. Saran, kritik dari kalian sangat aku harapkan. Jangan lupa subscribe dan comment ya J








Melankolis dan Hujan

- Seorang Melankolis Dan Hujan-


Tau apa persamaannya?
Mereka sama-sama dekat
dan merindukan air mata
hanya saja air mata disini
tidak dapat dipersepsikan sama

Sama-sama membuat rasa ini begitu lega,
mungkin diluar sana tidak sedikit yang mengira
bahwa hal seperti itu sangatlah lemah...

Air mata tidak selalu menandakan kelemahan,
namun sesungguhnya dari mereka kita belajar,
bagaimana mengartikan rasa penghargaan

"Melihat buliran demi buliran saja pun diri ini sudah sangat senang."
coming soon in wattpad...

Terimakasih sudah menyempatkan diri untuk membaca kalimat yang amat tak jelas ini, semoga kalian sedikit terhibur. Kritik dan saran dari teman-teman ditunggu yah ^_^

Dua Pilihan : "Aku atau Harga Dirinya"


    Diri yang banyak tenggelam
    Tenggelam dalam laut kesempitan
    Terimakasih sudah mau mengasihi
    Tanpa mau diri ini menyadari

         Hidupnya tak punya siapa-siapa
         Hanya memiliki kami
         Itu sudah lebih dari cukup
         Tak mengapa kata dirinya

    Semua akan baik-baik saja
    Berjalan sebagaimana semestinya
    Jikalau sempat diberi pilihan
    Ia akan memilih aku atau harga dirinya

        Bahkan 1000 ucapan terimakasih
        Tak mampu membayar ketulusan hatinya
        Tidak ada yang bisa menyangka
        Bagaimana sikap dalam diri sesungguhnya

         -kamusmelankolis-

Terimakasih sudah menyempatkan diri untuk membaca kalimat yang amat tak jelas ini, semoga kalian sedikit terhibur. Kritik dan saran dari teman-teman ditunggu yah ^_^

Dalam Kebimbangan #2


Kupasrahkan pada pemilik hati dan raga ini
Tak ingin terlalu dalam dan jauh
Hingga membuat diri tak tau arah
Dan tak mau pasrah

        Setiap kali mendekat
        Kadang tak tau harus berbuat apa
        Lebih menyukai didalam keadaan yang tak sulit
        Ingin rasanya seperti itu saja

Ingin kembali seperti dulu
Sulit mungkin
Tapi mau bagaimana lagi
Ku bilang, semua ini membimbangkan

        Hanya keinginan dan pengandaian
        Setiap kali merasa terjalin
        Kadang diri merasa teruji
        Harus apa dan bersikap bagaimana..

                           -kamus melankolis-

Terimakasih sudah menyempatkan diri untuk membaca kalimat yang amat tak jelas ini, semoga kalian sedikit terhibur. Kritik dan saran dari teman-teman ditunggu yah ^_^

Melawan Langkah Yang Lelah #HastagMelankolis


SEPEDA- ku guncang dunia dengan jendela dan kulihat dirimu sedang bersepeda, menungganginya, mengayuhnya dan berkeliling disekeliling kota, ramai tapi tak kau hiraukan.




“ Ingin rasanya berkeliling, mengelilingi ruang yang himpit tanpa udara, biar tahu bagaimana bernafas bersama dengan gravitasi yang tak berfungsi, tidak bermaksud apa-apa hanya saja butuh untuk sejenak melepas lelah menginjak ruang, tempat yang biasa menjadi persinggahan .”

Dalam keramaian, hanya sepeda
Sepeda yang membuatku merasa
Lebih tertarik kepadanya
Bunga yang layu tergeletak begitu saja
Didepan sepeda,

Semuanya sudah begitu layu
Tapi itu tiada menghentikan minatku
Tetap saja kuingin lihat lebih dekat

Semua seakan mengingatkanku
Berkeliling kecil dengan sepeda
Hanya melintasi jalanan kecil

Tak begitu ramai
Mungkin semuanya nampak biasa
Tapi tetap saja,
Kurindu pada masanya

Tuntunan arah, keseimbangan
Dibuatnya dengan tulus
Langkahnya yang mulai lelah
Tapi tak mengalah
Pada kaki yang tak mau jengah

-kamus melankolis-

Terimakasih sudah menyempatkan diri untuk membaca kalimat yang amat tak jelas ini, semoga kalian sedikit terhibur. Kritik dan saran dari teman-teman ditunggu yah ^_^

Dalam Kebimbangan #1


Tidak ada yang lebih membingungkan selain tentang dirimu, sampai-sampai hati ini dibuat yakin kadang pun ragu.


   Mungkin semuanya nampak biasa
   Tapi sulit, diri ini selalu bersikeras
   Bingung dan bimbang
   Hanya diam yang kulakukan

       Saat tak ada diri ini merasa kehilangan
       Saat ada, diri ini senang
       Semua hanya bisa berlalu
       Kadang berakhir penyesalan

   Apadaya diri ini
   Hanya seorang perempuan
   Yang penuh kebimbangan
   Ingin pergi atau jangan

                     -kamus melankolis-