Waktu yang sibuk [Kolom Cerita]




Waktu itu seperti pedang, ini bukan sebuah ungkapan biasa, namun ada dalam ilmu teolog. Lalu bagaimana memaknai waktu yang cepat berlalu itu? banyak melakukan hal yang sia-sia memang membuat waktu terasa lebih singkat, berbeda halnya dengan waktu yang dipergunakan dengan sebaik mungkin.

Lantas kita harus bagaimana? Apalagi kalau bukan menyibukkan dengan waktu yang dianggap perlu. Akhir-akhir ini ngerasa gak sih kalo kita terlalu sibuk, sibuk yang gak beroutput. Bingung dikit bawannya pengen cari hiburan lewat gadget, satu jam dua jam gak terasa dan akhirnya waktu kita tersita gitu aja.

Ini bukan mempermasalahkan hiburan yang didapat melalui gadget, sama sekali engga, bagus kalau punya kontrol terhadap diri untuk seberapa lama kita menggunakan gadget. Akan jadi bahaya kalau kita gak punya kendali akan itu dan akan bahaya juga kalau terlalu sering mengkonsumsi hiburan atau konten dengan durasi sangat pendek.

Konten dengan durasi pendek ini gak bisa disepelekan, bisa ganggu fokus kita salah satunya, kemampuan fokus yang lama jadi menurun dan kemampuan berpikir secara deep atau kebutuhan berpikir untuk konsentrasi yang tinggi juga menurun. 

Mau ngapain lagi soalnya kalau gak main gadget, dari pada bingung ya kan?? Sering kali pertanyaan kaya gini muncul dipikiranku atau mungkin dibenak kalian juga. Kita itu harus mewajarkan diri kita yang bingung mau ngapain, kenapa gitu? Karena sifat bingung dan bosan adalah sifat alamiah yang gak bisa kita lawan, jadi sesekali membiarkan diri kita bingung itu gapapa, itu kaya jadi detox juga buat diri kita sendri.

Membiarkan diri bingung adalah cara untuk melepaskan diri kita dari sibuknya informasi yang bisa kita dapatkan lewat satu benda yaitu gadget.



Ya Allah Aku Pulang - Alfi Alghazi [Review Buku]

Perjalanan yang panjang pun pasti akan menemui titik akhirnya. Kata pulang selalu menjadi kalimat penantian setelah terlalu lama dan amat panjang menempuh sebuah perjalanan. Ya Allah, Aku Pulang sebagai representasi dari seorang hamba yang tau kemana ia akan berlabuh dan kemana ia harus pulang. Selamat berlabuh dalam review perjalanan panjang yang sama kita tempuh.

                                                      Judul Buku Ya Allah, Aku Pulang
Penulis Alfialghazi
Penyunting Tatep Mulyadin
Penerbit Sahima
ISBN : 978-623-5889-00-9

Blurb

Pada saatnya nanti, kita akan sampai di titik-titik kejenuhan, merasa lelah akan segalanya, merasa kecewa atas perlakuan buruk manusia, bersedih atas ketidakmampuan diri.

Hidup yang seperti tak ada lagi. Kita ingin pulang, tapi tak tahu hendak ke mana. Benar-benar merindukan rumah yang bersedia menerima diri kita apa adanya, rumah yang menyajikan kenangan sebenarnya, rumah yang tanpa penghakiman di dalamnya.

"Ya Allah, Aku Pulang" akan membawamu menuju penuntasan rindu, menghilangkan kepenatan, mengakhiri kepayahan.

Untukmu jiwa-jiwa kecil yang sedang mencari jalan pulang, kepulangan yang sebenarnya.

Review

"Perjalanan paling indah adalah perjalanan menuju Allah. Ya Allah, aku pulang..." (hlm viii)

Buku ini memiliki 3 ruang lingkup yaitu riuh, redam dan pulang. Masing-masing lingkup terdiri dari berbagai macam topik dan judul yang relevan dengan ruang lingkup yang ada. Dimulai dengan "riuh", seakan kita memang selalu punya topik yang dibuat riuh oleh isi kepala sendiri, mulai dari memikirkan kebahagiaan sendiri, ketenangan, prestasi, overthinking, mimpi yang belum terwujud, masalah keluarga, ibadah yang terasa hambar sampai lelah dan cahaya iman yang meredup. Riuh dalam isi kepala ini memang dibuat seakan segala aspek kehidupan itu banyak dan memang benar adanya. Bagian dari aspek kehidupan tadi adalah sebuah perjalanan, mau berjalan lambat atau cepat, muaranya itu sama, berpulang kepada Allah. Ada satu kalimat dan ini menurutku bisa menjadi pengingat dan cukup menangkan.

"Jangan pernah meletakkan sesuatu yang sifatnya memang tidak abadi di dalam rongga hati, agar hilangnya tak membuat kita terluka dan hadirnya tak membuat kita kehilangan kendali atas diri kita sendiri. Hidup dalam kesabaran dan kesyukuran."(hlm 6)

Benar adanya, karena dalam perjalanan panjang ini, kita kerap kali menemukan kebahagiaan, kesedihan, kemudahan, kesusahan, kekecewaan dan segala hal lain yang tak bisa disebutkan satu per satu. Maka sudah betul adanya kehidupan ini memang akan sirna dan tidak bertahan selamanya, berbagai macam perasaan yang silih berganti serta hadirnya masalah yang kadang terprediksi dan kadang mendadak, jadi jangan sampai membuat diri kita kehilangan kendali oleh sesuatu yang tidak abadi, semua ada masanya.

Selanjutnya bagian "redam" yang masih memiliki keterkaitan dengan riuh, makna yang bisa diambil kira-kira adalah riuh yang selama ini bersemayam didalam pikiran perlu untuk diredam sebagai bentuk dari pengendalian diri itu sendiri. Merasa ingin menyerah, selesai dan berhenti, namun kita masih diberikan pilihan untuk tenang sejenak dan tidak berputus asa dari rahmat Allah, walau sakit dan kecewa berkali-kali. Kira-kira kalimatnya seperti ini

"Kita boleh saja berulang kali merasa payah, khawatir dan ingin menyerah. Namun, tetap saja, menyerah bukanlah bagian dari penyelesaian masalah. Tidak layak orang-orang yang masih mempercayai keberadaan Tuhan, berputus asa atas kehidupannya." (hlm 82)

Saat sudah merasa tak ada pilihan dan berat dalam kekecewaan, mungkin Allah menyuruh kita untuk kembali kepadanya, segala pemilik kemudahan, kita hanya perlu meredam sebentar, Allah hanya ingin kita menjadi manusia yang lebih tangguh. Jadi, jangan pernah berputus asa dengan rahmat-Nya ya

Dibagian terakhir yaitu "pulang", mengajak kita kembali dan menambal sekaligus menyulam ketaatan, keimanan yang hilang dan luntur ditelan banyaknya kepayahan. Kata pulang bisa bermakna menjadi kata yang paling dinantikan, kata yang membuat diri kita merasakan kenyamanan tanpa adanya hardikan seperti kehidupan keras diluaran. Disaat sudah terlalu jauh, kata pulang juga selalu menjadi kata yang dinantikan, sedikit bertahan sambil menimba kebahagiaan.

Buku Ya Allah, Aku Pulang memiliki makna yang begitu dalam, penulis mencoba untuk merangkul diri kita erat-erat untuk senantiasa tidak berputus asa serta memberikan gambaran bahwa inilah kehidupan dan kita hanya perlu pulang ketika riuh dan redam sudah menjadi pilihan. Saat pertama kali melihat buku ini, mungkin kita punya pikiran yang sama yaitu kembali kepada Allah, karena kita disajikan dengan ilustrasi kapal yang sedang berlayar dilautan yang begitu luas, merepresentasikan bahwa kira-kira itu seperti gambaran perjalanan manusia. Namun, semakin dalam menyelami buku ini bukan hanya persiapan kepulangan yang dibahas tapi perasaan-perasaan dan makna kehidupan ikut andil mewarnai buku ini, setiap sub judulnya memang tidak saling berkesinambungan, dependen lebih tepatnya. Buku ini juga bisa dibaca dari sub judul manapun menurutku. 

Berkali-kali buku ini banyak memberikan jawaban atas pertanyaan-pertanyaanku dan dalam buku ini juga kalimat yang dibawakan sungguh sangat merecharge kita kembali untuk senantiasa bangkit dan tidak berlarut dengan keterpurukan. Semoga kalian punya kesempatan yang sama untuk membacanya ya. Terimakasih sudah membaca sampai diakhir, sampai ketemu di review-review selanjutnya. 

Kolom Cerita : Tabur Tuai


Kadang yang perlu kita lakukan adalah mencari hikmah dari setiap yang terjadi didalam hidup kita. Akhir-akhir ini banyak hal yang terjadi, perlu merenung kadang dan menemukan titik balik dari setiap pertanyaan yang riuh dikepala. Kenapa kadang merasa sendiri banget ya? atau kadang merasa jenuh banget ya? 

Ada beberapa hal yang bisa kita pilih. Pertama, perlukah kita mencari validasi, perlukah kita untuk terpaksa mengikuti dan perlukah kita untuk ikut sesekali. Kedua, atau mungkin ini adalah cara tuhan menghadirkan waktu yang diberikan kepada kita untuk senantiasa menyisihkan waktu untuk berinvestasi yang berguna bagi kehidupanmu kelak. Dari kedua pilihan tersebut, sebetulnya tidak ada yang salah, tergantung caramu menyikapinya dan mungkin sesekali kita perlu tau apa konsekuensinya.

Berinvestasi juga bermacam-macam, tidak selalu tentang uang tapi yang ingin dicarakan ditulisan ini adalah investasi ilmu. Mungkin pernah mendengar kalimat tabur tuai, jadi kalimat ini mendefinisikan bahwa apa yang kamu alami hari ini, adalah hasil dari yang telah kamu lakukan dimasa lalu. Sama halnya ketika kamu memilih untuk menginvestasikan waktu yang kamu miliki untuk menuntut ilmu, ini akan sangat berguna tentunya untuk dirimu dan kamu bisa menerapkan ilmu tersebut dalam pengimplementasian secara langsung dilapangan serta kamu bisa mentransfer ilmu yang kamu miliki dan dibagikan terhadap orang yang tidak kamu kenali dan tidak memintamu sama sekali. Tapi tentunya disetiap pilihan selalu ada konsekuensi yang harus diterima dan dijalani, mungkin merasa jenuh, sepi dan stress. Biasanya yang menguatkan adalah tujuan yang sudah kamu tetapkan. Tenang semuanya akan kembali normal, cukup dirasakan, dinikmati dan dijalani dan jangan merasa terbebani.

Tulisan ini juga bermaksud untuk lebih menyadarkan bahwa tabur tuai itu ada, jangan sampai kita terlalu terlena dan tidak mengetahui arah yang pasti untuk masa depan, apapun yang terjadi didepan nanti, kita tetap perlu memiliki planning. Kita tetap perlu berusaha, walaupun akhirnya tidak sesuai dengan yang rencanakan, karena balik lagi bahwa hidup ini teka-teki dan hidup ini penuh konsekuensi, tidak selalu berbanding lurus, tapi kita perlu tahu usaha apapun yang kita lakukan tidak akan pernah sia-sia, harus selalu yakin bahwa usahamu pasti akan ter-generate dan terakumulasi dikemudian hari. Lebih kepada percaya bahwa rumus hidup seperti itu ada.

Hidup yang saat ini dijalani juga perlu di syukuri dan sesekali di evaluasi, supaya kita tahu langkah apa yang perlu kita lakukan selanjutnya dan mau dibawa kemana kah kehidupan kita ini kelak. Semua ada ditanganmu, yang sesekali kita dipengaruhi oleh orang-orang terdekat kita dalam pengambilan keputusan, tidak apa, karena memang perlu terkadang tapi kadang juga perlu mendengarkan diri kamu sendiri, tinggal menentukan porsinya seperti apa.

[book review] How To Live - Arnold Bennett

 Sering bertanya-tanya dalam hidup, bahwa waktu yang dipakai sehari-hari itu udah cukup memenuhi goals kita atau belum sih? jangan sampai penggunaan waktu yang kita punya, malah jadi boomerang untuk diri kita sendiri. Dalam bukunya Arnold Bennet, menjelaskan bagaimana cara hidup 24 jam sehari. soo pantau terus reviewnya siapa tau bermanfaat.

                                           Judul Buku Bagaimana Cara Hidup 24 Jam Sehari selama
Penulis Arnold Bennet
Editor Nunung Wiyati
Penerjemah Dewi Wulansari
Penerbit Gemilang
ISBN : 978-623-7162-77-3

Blurb

Anda hidup 24 ham sehari atau 168 jam per minggu, dan bekerja hanya sekitar 8 jam  per hari atau 40 jam per minggu. hanya sekitar satu per empat saja waktu yang Anda miliki digunakan untuk bekerja, tetapi sepertinya waktu anda habis hanya untuk bekerja. Hal ini karena aktivitas anda sehari-hari hanya terdiri dari bangun, bersiap-siap untuk bekerja, bekerja, pulang ke rumah, bersantai, tidur lebih cepat supaya bisa bangun pagi untuk bekerja. hal ini tidak hanya merusak diri anda, karena setiap menit pikiran anda hanya terpusat pada kerja, namun juga menjadikan anda tidak produktif.

Buku klasik manajemen waktu, terbit pertama kali pada 1908, ini mengajarkan kepada anda bagaimana memanfaatkan waktu agar hidup lebih bermakna. menantang anda untuk meninggalkan urusan sehari-hari yang biasa-biasa saja dan fokus pada mengejar keinginan sejati. Dengan memanfaatkan waktu ekstra-yang dapat ditemukan awal hari, dalam perjalanan ke dan dari tempat kerja, di malam hari, dan terutama selama akhir pekan - Anda bisa menetapkan langkah-langkah perbaikan seperti membaca, menikmati seni, merenungkan kehidupan, dan mempelajari disiplin diri. 

Melalui kata-kata yang padat dan kaya motivasi, Arnold Bennett memberikan kepada para pekerja dan orang-orang yang bekerja setiap hari dari pukul 08.00 hingga 17.00 sebuah nasihat praktis tentang bagaimana menjalani hidup dengan potensi penuh daripada hanya sekedar eksis.

Review

Hidup yang dijalani kadang terlalu singkat, waktu yang sering kali dihabiskan dalam bekerja, setelah itu harus bingung dan menghabiskan waktu dengan hal yang sia - sia. Dalam buku ini Arnold Bennet ia menjelaskan bagaimana cara hidup dalam 24 jam sehari. Namun penjelasan dari buku ini bukan tentang sebuah tutorial tentang bagaimana kita hidup mengelola waktu dengan sebaik mungkin disatu hari itu. insight yang didapat lebih kepada pembentukan habit, mindset, serta pengendalian diri dan pikiran. 

Penyebutan yang tepat mengenai insight yang didapat yaitu cenderung kepada manajemen waktu. yup, betul, sebelum membahas mengenai bagaimana pengelolaan waktu di setiap harinya ataupun manajemen waktu yang harus bagaimana dalam menjalaninya, dalam buku ini lebih memilih untuk membahas akarnya terlebih dahulu.

Memang sejujurnya, saya agak kesulitan dalam membedah buku ini, mungkin karena ini merupakan buku terjemahan yang tentu penulisnya juga bukan berasal dari warga lokal, tapi berasal dari luar negeri yaitu Arnold Bennet, seorang penulis dari Staffordshire, Hanley. Karya yang dihasilkannya pun sudah banyak dirilis dan di publish dimana-mana. Tapi saya akan tetap memberikan review dari sudut pandang saya kepada teman-teman.

Ada beberapa yang bisa dibagikan dari nilai-nilai positif yang didapat didalam buku ini, salah satunya adalah menyadari waktu yang dimiliki secara teratur, amat terbatas. Oleh karena itu, penting sekali dalam menggunakan waktu secara lebih efektif dan melihat dari sudat mana tingkat urgensi yang paling tinggi dan mengaktualisasikan daripada persoalan yang berada dalam tingkat urgensi.

seperti halnya dalam kutipan (Arnold Bennet, 2022 : 6) 

"Penggunaan waktu yang tepat, penggunaan waktu yang sangat efektif adalah soal tingkat urgensi yang paling tinggi dan soal aktualitas yang paling menggetarkan."

Setiap persoalan-persoalan yang datang memang berasal dari kita yang mengawalinya secara amatir, dalam part buku ini menjelaskan mengenai para amatir dalam seni kehidupan. Jika direnungi dengan seksama, kita semua ini memanglah seorang amatiran, yang selalu belajar dan berusaha untuk menjalani deras maupun arusnya kehidupan, selalu bertemu dengan satu percobaan ke percobaan yang lainnya, karena dalam hidup ini adalah tentang belajar. Salah satu pembelajarannya adalah penggunaan waktu selama 24 jam.

Jadi, dalam buku ini memang tidak secara gamblang menjelaskan mengenai pola-pola penjelasan secara tepat sasaran. Namun buku ini memiliki cara tersendiri untuk memaknai setiap part yang disampaikan. Sudah banyak juga yang mereview buku ini baik secara personal maupun melalui kabar berita. Gaya bahasanya memang cukup berat untuk ukuran personal yang lebih suka membaca buku-buku ringan, namun tetap mendapatkan sesuatu yang berarti dalam buku ini. 

Semoga kalian tertarik juga untuk membacanya. Terimakasih sudah membaca sampai diakhir, sampai ketemu di review-review selanjutnya. Untuk request buku apa yang selanjutnya mau di review, bisa dicantumkan dikolom komentar. Bye-Bye Terimakasih


Muslim Produktif Review - Mohammed Faris

Assalamualaikum wr wb

Pada kesempatan kali ini author mau mengajak kalian untuk lebih mengevaluasi waktu yang sudah dipergunakan selama setahun belakangan ini, tahun baru pastinya dengan resolusi dan harapan yang baru, namanya juga harapan bisa jadi terwujud bisa juga engga, dari sisi faktornya bisa dari hal mana aja, baik yang disengaja karena kita gak berusaha untuk mewujudkan solusinya ataupun kita yang sudah berani berusaha tapi tidak berjalan sesuai rencana, untuk itu buku “Muslim Produktif” ini bisa menjadi salah satu cara kita untuk berpedoman terhadap perencanaan yang kita punya disertai dengan pemanfaatan waktu yang lebih terencana, eitss tapi ini gak berlaku untuk perencanaan ditahun baru aja ya, intinya konteks dari buku ini tetap di kupas secara universal, okeh langsung aja kalo gitu..


Judul Buku Muslim Produktif
Penulis Mohammed Faris
Editor Marlina Ali
Penerbit PT Elex Media Komputindo
ISBN : 978-602-02-9918-1
Cetakan Kelima, Januari 2020

Blurb

Pernahkan terpikir dalam benak anda, apakah ada cara praktis untuk menjalani gaya hidup produktif yang mengombinasikan tradisi islami dengan psikologi dan sains modern?

Dalam buku Muslim Produktif ini Mohammed Faris, pendiri ProductiveMuslim.com memberikan kerangka praktis yang membantu mulim urban untuk menjalani gaya hidup produktif – baik secara spiritual, fisik maupun sosial.

Dengan mengombinasikan kecintaannya akan islam dan teknik – teknik produktivitas modern, dalam buku ini, Mohammed akan mengajari anda :

1.       1. Bagaimana spiritualitas dapat meningaktkan produktivitas anda

2.       2. Bagaimana cara mengelola tidur, gizi dan kebugaran anda

3.       3. Bagaimana anda bisa menjadi produktif secara sosial di luar rumah dan komunitas anda

4.      4.  Bagaimana cara mengatur fokus anda di zaman yang penuh dengan gangguan sekarang ini

5.       5. Cara mengatur waktu dan berinvestasi untuk kehidupan akhirat anda

6.      6.  Bagaimana anda menjadi produktif selama bulan Ramadhan

Review

Muslim Produktif – Ketika keimanan menyatu dengan produktivitas


Sebuah buku yang bertemakan regionalitas dan spiritualitas, dibangun berdasarkan fakta, penelitian dan anggapan yang saling menyatu dan berkaitan satu sama lain. Buku ini terdiri dari 8 bab, 2 diantaranya membahas abstraksi dari pada produktivitas itu sendiri, lalu mengaitkannya dengan nilai – nilai islam.


Produktivitas yang dibangun juga memiliki beberapa bagian mulai dari segi spiritualitasnya, fisiknya maupun sosial, yang mana dalam konteks tersebut nantinya akan bisa terhubung dengan visi maupun tujuan hidup kita maupun membangun dari pada kebiasaan produktif itu sendiri.


Sebelum membahas lebih lanjut mengenai bagaimana produktifitas yang dibangun melalui beberapa segi, kita harus tahu terlebih dahulu faktor ataupun unsur yang mendasari dari pada produktifitas itu sendiri. Produktifitas merupakan suatu hal yang dibangun oleh unsur Energi x Fokus x Waktu, mengapa demikian? Jika kita telaah dan runut satu persatu bahwa secara umum produktifitas yang ingin kita bangun tentunya kita harus memiliki energi yang cukup, fokus akan hal dituju dan tentunya memiliki waktu yang tersedia, jika semua unsur sudah terpenuhi maka kita siap untuk lebih menjelajahi produktifitas yang ingin di capai.


Lalu bagaimana produktifitas yang disangkut pautkan dengan nilai – nilai islam? Sangat berkaitan tentunya, karena nilai islam yang ada selama ini adalah mengajarkan kita untuk tidak pernah bermalas – malasan dan juga melalaikan waktu, konsepsi ini tentunya menjadi titik temu antara produktifitas dengan nilai – nilai islam yang ada yang akhirnya menjadi peleburan diantara kedua nilai yang ada.


Untuk lebih spesifiknya, Produktifitas yang dikaitkan pertama kali adalah mengenai Produktifitas Spiritual, yang mana akan lebih dijelaskan kepada kita bagaimana konsepsi spiritual yang dibangun melalui nilai islam yang dimanifestasikan terhadap ritual maupun praktik dari pada peribadatan yang dilakukan, yang mana disetiap aktivitas yang ada dibangun melalui Energi Spiritual x Fokus Spiritual x Waktu Spiritual.


“aktivitas fisik sederhana yang bersifat ritual dan rutin berfungsi sebagai pengikat kepastian. Pengikat kepastian adalah kebiasaan atau proses yang menjadikan sesuatu dapat dikenali dan diandalkan dalam hidup anda.” (hlm 56)


Selanjutnya adalah mengenai Produktifitas Fisik, berkenaan dengan bagaimana dalam diri ini bisa memiliki manajemen tidur, gizi dan kebugaran secara seimbang yang pada akhirnya energi fisik yang dibangun ini menjadi dasar dalam mewujudkan produktifitas itu sendiri. Dalam pembahasan Produktifitas Fisik ini mengarah kepada manajemen diri bagaimana bisa mengatur fokus yang ada dipikiran kita dan mulai untuk bisa lebih menyederhanakan hidup, selain itu mengatur dan membahas bagaimana memaksimalkan penggunaan tubuh agar tetap produktif dan terakhir adalah mengatur waktu sedemikan rupa dengan mengukur tingkat energi yang kita miliki. Bahkan secara spesifiknya pernah dibahas mengenai bagaimana bisa seseorang memiliki gangguan tidur ternyata itu dibahas dan dalam hal ini berkenaan dengan emosi – emosi negatif yang timbul dalam diri seseorang, maka sangat penting untuk kita setiap malam sebelum tidur memaafkan siapa saja yang berbuat salah kepada kita.


“Setiap malam, sebelum tidur saya memaafkan siapa saja yang berbuat salah kepada saya. Saya hilangkan semua perasaan buruk terhadap siapa pun dalam hati saya.” (hlm 138)


Selain itu terdapat bagian yang dinamakan sebagai Produktifitas Sosial, ini berkaitan dengan peran kita dalam menjalani kehidupan secara rangkap yang dibebani dengan tanggung jawab, karena dalam islam merupakan suatu agama komunitas yang mendorong kita untuk menjadi produktif secara sosial, hal ini didasarkan akan banyak hal, sebagai contoh adalah saat seseorang pertama kali masuk islam dan harus membacakan 2 kalimat syahadat, dimana harus ada pembimbing maupun saksi untuk menuntun seseorang yang akan masuk islam untuk mengucapkan 2 kalimat syahadat, contoh lainnya dalam shalat fardhu dianjurkan bagi tiap – tiap insan untuk melakukannya secara berjamaah karena Allah menjanjikan pahala yang jauh lebih berlipat ganda, jadi dapat disimpulkan bahwa dalam keseharian kita menjalankan nilai – nilai islam saja sudah dituntun untuk mengarah kepada produktifitas sosial, namun bukan berarti disini kita mengabaikan peran kita sebagai orang yang memiliki tanggung jawab baik itu kepada keluarganya, pekerjaannya maupun kepada diri mereka sendiri, dalam buku ini mengajarkan kepada kita untuk lebih menyeimbangkan hidup untuk saling berbalas kebaikan baik kepada sesama maupun kepada diri sendiri.


“Orang sukses dalam islam adalah orang yang berusaha semaksimal mungkin untuk melebihi apa yang diharapkan dalam semua peran yang mereka pegang. Ini mengingatkan kita bahwa kita akan dimintai pertanggungjawaban untuk setiap peran yang kita pegang dan bahwa agama kita telah menetapkan standar minimal yang harus kita capai.” (hlm 235)


Dan masih banyak lagi pembahasan – pembahasan yang secara rinci tidak bisa dibahas sekaligus dalam review ini satu per satu, pada intinya selain cakupan produktifitas yang sudah diuraikan diatas, masih banyak produktifitas yang dikait – kaitkan baik itu dengan tujuan maupun visi kita, lalu cara pengembangan produktif agar menjadi suatu habit atau kebiasaan, selain itu memberikan penjelasan mengenai cara untuk lebih berproduktif ketika menjalani ibadah di bulan Ramadhan dan yang terakhir adalah berproduktif walaupun setelah ada di fase kematian, bagian terakhir ini yang paling masya allah banget sebenernya, bisa dibayangkan ya bagaimana seseorang yang sudah meninggal tapi dia masih berproduktif, keren pokoknya temen – temen wajib baca.


Sebetulnya buku ini terbentuk oleh seorang penulis yaitu Mohammed Faris yang merupakan pendiri sebuah komunitas yaitu productivemuslim.com , jadi buku ini disusun berdasarkan pengalaman maupun riset yang dilakukan oleh penulis sendiri dan isi bukunya ini bener - bener daging banget, setiap lembar halamannya memuat suatu isi yang akhirnya membuat kita jadi merasa lebih tau dan lebih paham, untuk bahasa yang digunakan juga cukup mudah dipahami ya, ga berat – berat banget, mungkin disini penulis ingin lebih menyampaikan tulisannya kepada pembaca supaya bisa jauh lebih mudah dalam memahami kata demi kata. Disetiap bab yang dijelaskan akan ditampilkan visualisasi summary atau rangkuman untuk lebih memudahkan kita dalam mendapatkan suatu kesimpulan dari setiap bab yang kita baca, pokoknya temen – temen gaakan nyesel ketika baca ini, insya allah bermanfaat banget. jadi author rekomendasiin buku ini buat temen - temen yang merasa hidupnya kurang produktif dan merasa hilang arah coba buat baca buku ini, insya allah membantu.


Okeh mungkin sekian ya review kali ini, semoga tulisan ini bisa bermanfaat dan memotivasi temen – temen semua supaya bisa baca buku ini.


Terimakasih sampai jumpa di review selanjutnya. Please Comment For Review Request !


Deep Talks #2 Bukan hanya sebatas ketawa dan senang - senang


 

Menertawai hidup akhirnya membuat sebagian orang tersadar bahwa kalimat yang tepat untuk mendeskripsikan dari pada takaran hidup adalah seberapa banyak hal yang sudah kita lakukan, lalu apa impactnya bagi diri kita maupun bagi diri orang lain.

Mengejar impian, jika memang betul tujuan hidup adalah meraih apa yang diimpikan dan fokus akan karier kedepan, yang membuat sebagian banyak orang akhirnya menghabiskan waktu yang cukup menguras pikiran dan tenaga yang pada esensinya adalah sama, berharap mendapat kedudukan yang lebih baik, berharap mendapat penghidupan yang lebih baik maupun berharap untuk tidak dipandang rendah oleh orang lain.

Hal itupun terjadi, mendengar cerita dari sebagian banyak orang yang hidup dengan memiliki batas kekurangan maupun sebagian orang yang hidup dengan keberuntungan atau bisa juga karena talenta yang dimiliki. Ingin membalik keadaan juga tidak semudah membalikkan kedua telapak tangan, lalu bagaimana akhirnya??

Akhirnya adalah tidak pernah merasa puas akan dirinya dan tidak pernah habis untuk berputar terhadap roda yang sama.

Pernah melihat sebuah video cuplikan pendek, dalam deskripsi video itu bertuliskan "Toxic Productivity" dimana keadaan seseorang yang sangat terlihat sibuk dan produktif, namun itu bukanlah artian produktifitas yang sebetulnya, ketika bergelut seharian bekerja, lalu pulang, makan, tidur, lalu sudah kembali bekerja lagi, seolah batas dan tujuan hidup hanya bergelut akan hal itu - itu saja, tanpa mencari tahu makna kehidupan yang sesungguhnya tanpa tahu bahwa ini loh, hidup itu bukan hanya sebatas ketawa dan senang - senang aja.

Harus ada masa dimana, kita tidak hanya mengupayakan kehidupan kita untuk bisa lebih dari orang lain, tidak hanya mengupayakan kehidupan kita yang bisa lebih baik dari orang lain, namun harus ada masa dimana kita mampu untuk membangun generasi dan peradaban yang ada.

sudahkah kita melakukannya?

Deep Talks #1 Tahu betul apa yang diperlukan

 

Sadar betul kali ini, semua orang punya kapasitas dari diri mereka masing - masing, termasuk perjalanan hidup yang dipilih maupun yang diimpikan oleh masing - masing orang. Mungkin awalnya hanya sebatas mencari, sampai akhirnya ia menemukan kehidupan apa yang diinginkan dan termasuk lingkungan seperti apa yang diinginkan.


Setiap perjalanan dan setiap pertemuan ternyata punya alasan tersendiri, yang mana alasan - alasan itu gak bisa kita tahu sekarang secara langsung tapi suatu saat nanti, dimana kita akan terlampau sadar bahwa ternyata ini alasannya kenapa kita dipertemukan dengan seseorang, kita menginjakkan kaki disuatu tempat dan mungkin masih ada alasan lain kenapa kita masih dihidupkan sampai sekarang, sepertinya hal itu bukan tanpa sengaja, namun semua itu sudah terencana.

Setelah masa pencarian yang cukup lama, ternyata sadar bahwa kenapa perjalanannya harus seperti ini yaitu Allah tahu betul apa yang dibutuhkan oleh hambanya. Ia bukan hanya menyediakan dan menjamin rezeki bagi setiap makhluknya, namun ia juga menjamin perjalanan dan kehidupan seperti apa yang kita mau.

sebagai seorang muslim berpikir secara revolusioner ternyata perlu, mendayakan otaknya untuk memikirkan hal yang amat jauh selama itu tidak melampaui batas juga merupakan hal yang perlu, kenapa? ternyata Allah memberikan akal kepada kita supaya kita bisa jauh lebih merenungi akan kuasa - kuasanya yang selama ini gak pernah kita sadari.

Untuk lebih singkatnya adalah kadang kita sulit untuk memahami suatu maksud dari kejadian yang kita alami, coba direnungi dan dipikirkan lebih mendalam lagi ternyata semua yang kita jalani itu punya hikmah dari segi dan sudut pandang yang bisa kita lihat bukan hanya dari satu sisi namun dari segala sisi.